NASKAH BURUNG FIRDAUS
NaskahBURUNG FIRDAUSOlehYuspianal ImtihanEyok el AbroriiRifat khan
BURUNG FIRDAUS
Kiki Sulistyo
Tiap malam ada siul burung firdaus
Dari gugus kaprikornus seperti dengus
Padi ladang yang meninggi
Melepas biji biji
Di pusat humus di pusar antariksa
Bila datang pagi
Kau akan bernyanyi meniru bunyi matahari
Kaki kaki akar resap kepusat gili
Kelahiran berdengung dalam kantung tanah
Saat rampung denah
Dan musim tanam di mulai
Burung firdaus hitam seperti ancaman
Membawa bangkai bintang
Keturunanmu menamainya iman
Api yang nanti dipakai meledakkan diri
Sembari berharap diri terlontar kembali
Ke gili ini
Tempat seekor ular melingkari sebatang puisi
Pementasan teaterBURUNG FIRDAUSAdaptasi puisi Kiki SulistyoOlehYuspianal Imtihan, Eyok El AbroriRifat Khan
ANALISIS TEKS SECARA INTERTEKSTUALITAS]
Burung Firdaus adalah salah satu puisi dari penyair Kiki Sulistyo yang dimuat di ideide.id pada tanggal 29 Desember 2020. Karya ini adalah salah satu dari tujuh puisi yang dimuat ditanggal yang sama. Setelah melakukan pengkajian mendalam terhadap puisi ini, dengan pendekatan instekstualitas yakni sebuah metode telaah sastra yang mengaitkan suatu teks sastra dengan teks sastra sebelumnya. Pendekatan ini dipopulerkan oleh Julia Kristeva. Dimana ia mendefinisikan teks sebagai suatu permutasian dari teks, sebuah intertekstuality; dalam ruang teks tertentu, beberapa ucapan, berpotongan dan menetralisir satu sama lain. Tapi mempopulerkan pendekatan intertekstualitas ini berangkat dari Teew salah seorang pakar sastra yang berpendapat “every text shape as a mosaic of citation, every text is the absorption and transformation with or against other text, wich provide a grid though which it is read and structured by establishing expectations which enable one to pick out salient features and give them a structure” dalam (Culler, 1975:139).
Setiap teks terwujud sebagai mosaic kutipan-kutipan, setiap teks merupakan peresapan dan transpormasi teks-teks yang lain. Jadi sebuah karya hanya akan dapat dibaca dalam kaitan ataupun pertentangan dengan teks teks yang lain, yang merupakan semacam kisi; lewat kisi itu teks dibaca dan diberi struktur dengan menimbulkan harapan yang memungkinkan pembaca untuk memetik ciri ciri yang menonjol dan memberikannya sebuah struktur. Tetapi dalam teori sastra prinsip kerja intertekstualitas ini akan dapat terbaca sebagai jalan yang akan membawa kita pada untuk memandang teks-teks pedahulu sebagai sumbangan pada suatu kode yang memungkinkan efek signifikan, pemaknaan yang bermacacam macam.
Dengan demikian, walaupun sebuah karya mengandung unsur ambilan dari berbagai teks lain, karena telah diolah dengan pandangan dan daya kreativitas sendiri dengan konsep estetika dan pikiran-pikirannya, karya yang dihasilkan tetap mengandung dan mencerminkan sifat kepribadian penulisnya. Sebuah teks kesastraan yang dihasilkan dengan cara mengambil unsur dasar teks-teks lain lalu dikreasi dengan pandangan-pandangan sendiri, dapat dipandang sebagai karya yang baru. Pengarang dengan kekuatan imajinasinya, wawasan estetika dan horizon harapannya sendiri.
Kristeva menandakan bahwa sebuah teks tidak berdiri sendiri, tidak mempunyai landasan atau kriteria dalam dirinya sendiri tidak otonom dalam pengertian bahwa teks tersebut eksis berdasarkan relasi-relasi atau kriteria-kriteria yang internal pada dirinya sendiri, tanpa “dilatarbelakangi” oleh sesuatu yang eksternal melainkan sebuah permainan dan mosaic dari kutipan kutipan dari teks yang mendahuluinya.
Dari pelbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa
1. Ungkapan suatu teks selalu berkaitan dengan ungkapan teks lain
2. Sebuah teks diproduksi dalam suati ajang komunikasi
3. Sebuah teks tidak hanya dihasilkan oleh pengarang secara mandiri
4. Sebuah teks bukan hanya refleksi pengarang sendiri
Akhirnya upaya interpretasi makna terhadap karya Kiki Sulistyo berjudul Burung Firdaus ini menjadi sangat lekat dengan saduran peristiwa yang terdapat dalam kitab Al Qur’an, dan Injil. Mengenai berita penciptaan manusia pertama, peristiwa turunnya Adam dan Hawa sebagai manusia pertama yang menjalani kehidupannya di atas Bumi. Interpretasi terhadap karya ini dikuatkan lagi dengan adanya potongan-potongan teks yang merujuk pada peristiwa-peristiwa yang dimaksud.
“Kaprikornus” (astrologi) dalam wikipedia berarti astrologi ke sepuluh dari belas rasi bintang, Kambing bertanduk. Namun tentu saja kita akan menilik lagi bahwa Astrologi sendiri merujuk pada kerajaan langit.
“Padi ladang yang meninggi” teks ini merujuk pada tetumbuhan yang mendominasi taman firdaus (dalam terminologi Islam, sebutan ini untuk suatu tempat bernama surga Firdaus) dan taman Eden (dalam terminology Nasrani dalam kitab Injil).
“Menebar biji-biji” merujuk pada peristiwa penciptaan manusia bernama Adam dan Hawa (dalam terminology Islam) Adam dan Eva (dalam terminology Nasrani; Injil).
“di pusat humus di pusar antariksa” merujuk pada kondisi taman Firdaus. “bila dating pagi kau akan bernyanyi meniru bunyi matahari” merujuk pada kemampuan Adam yang dinobatkan sebagai makhluk paling sempurna, cerdas, pandai, bijak, dan memiliki kempuan di atas kemampuan seluruh makhluk yang diciptakan oleh sang pencipta.
“kaki kaki akar resap kepusat gili” peristiwa turunnya nabi Adam dan Hawa ke Bumi atas dosa yang mereka lakukan.
“Kelahiran berdengung dalam kantung tanah” peristiwa kelahiran anak-anak manusia yang mendiami Bumi. Saat rampung denah dan musim tanam dimulai” yakni sejak peristiwa bertemunya nabi Adam dan Hawa yang terpisah selama ratusan tahun dari ujung timur dan ujung barat kemudian mereka dipertemukan suatu tempat bernama di Jabal Rahmah.
“burung firdaus turun hitam seperti ancaman" merujuk pada peristiwa turunnya malaikat jibril yang melaksanakan tugasnya sebagai peyampai wahyu dan malaikat mikail sebagai pembawa rizki, pengatur kesuburan dan hujan (dalam terminology Islam).
“membawa bangkai bintang” merujuk pada keikutsertaan Iblis diturunkan di Bumi untuk tetap menggoda ummat manusia.
“keturunanmu menamainya iman” merujuk pada berita dari ajaran ketuhanan ajaran untuk selalu menyembah tuhan sebagai bagian dari ukuran keimanan ummat manusia.
“Api yang nanti dipakai meledakkan diri, sembari berharap diri terlontar kembali, ke gili ini, tempat seekor ular melingkari sebatang puisi” merujuk pada segala macam usaha dan jerih payah yang dilakukan oleh ummat manusia agar dapat kembali ke Taman Firdaus tempat pertama mereka diciptakan yang pada akhirnya harus di turunkan ke Bumi karena dosa yang dilakukan Sitti Hawa setelah memakan buah terlarang. Khuldi“
DRAMATIC PROSENAE
Roriansyah Ramdhani Sebagai Tyo
Nadhlatul Zainiyah Sebagai Eva
Yuspianal Imtihan Sebagai Lucy
Deny Satiawati Sebagai Lily
Miftahul Masruroh Sebagai Ariel
Widia Arsa Sebagai Haekal
]]Arman Yulin Hanispi Sebagai Tester
Nuraini Sebagai Imani
M. Sopian Asauri Sebagai Erektus
Nurul Safika Sebagai Burung Firdaus
Abd Aziz R Sebagai Petugas Kebersihan
KARAKTER
Tyo memiliki tubuh dengan tinggi 170cm, rambut panjang sebahu, umur 35 tahun. Bertubuh kekar, berkumis dan berjanggut. Cerdas dan bertanggung jawab
Eva memiliki tubuh dengan tinggi 165cm, rambut panjang sepantat, umur 20 tahun. Bertubuh anggun memiliki wajah yang cantik. Kritis, bijak, memiliki rasa penasaran yang kuat terhadap sesuatu yang baru.
Lucy memiliki tubuh dengan tinggi 170, rambut ikal, hidung pesek, mata besar, bibil tebal, suara besar, penghasut ulung, pendengki dan super jenius
Lily Memiliki tubuh dengan tinggi 165cm, rambut panjang sebahu, cantik, pencemburu
Ariel memiliki tubuh dengan tinggi 165cm, rambut panjang sepantat, umur -, bertubuh anggun, bijak, patuh
Haekal memiliki tubuh dengan 170cm, rambut panjang sebahu, umur-, sikap dan sifatnya flat
Tester memiliki tubuh kekar dengan tinggi 170cm, rambut panjang sebahu, umur 18 tahun, tampan, temperamental, pendendam, iri, dengki, pembunuh
Imani Memiliki tubuh dengan tinggi 165cm, rambut panjang sepantat, cantik, umur 17 tahun jalan, bijak, patuh dan tekun
Erektus Memiliki tubuh dengan tinggi 170cm, rambut panjang sebahu, umur 16 tahun, patuh, mudah terpengaruh, pemaaf, pekerja keras, mudah ditundukkan.
SET PROPERTYBLACK HOLETANGGA BEBATUANPOHON AHAYABUAH POHON CAHAYAKAIN PUTIH (BIRU, UNGU, ORANGE)BINATANG BURUANTOMBAKSAYAP BURUNG FIRDAUSMATRAS DAN ILALANG
SUTRDARA
YUSPIANAL IMTIHAN
SINOPSIS
Burung Firdaus turun, hitam seperti ancaman. Di tempat itu, Tyo dan Eva mengalami masa-masa paling getir dalam hidupnya. Segala usaha yang mereka jalani, tragedy konflik dan persoalan asmara melingkupi perjalanannya. Sebuah lubang besaar menganga di langit. Tapi, Tyo sedang berusaha memasukinya. Apakah Tyo dan seluruh anak keturunannya dapat memasuki black hole tersebut. Mari kita saksikan kelanjutan ceritanya? Inilah dia pementasan teater dengan judul Burung Firdaus oleh Teater16 Lombok Timur
Selamat menyaksikan
BAGIAN PERTAMA
MENCERITAKAN PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH TESTER TERHADAP EREKTUS MENGGUNAKAN BATU DI TENGAH GURUN.
SEBUAH GURUN. DI ATAS BUKIT. PADANG SAVANA. DUA ORANG PEMUDA BERDIRI TEGAK. SESAAT SALAH SEORANG DI ANTARA MEREKA MONDAR-MANDIR. SATU PEMUDA LAINNYA DIAM HANYA MEMANDANG PEMUDA YANG TERUS MONDAR-MANDIR DAN TAMPAK GUSAR.
Erektus Saudaraku..!! (Mencoba memanggil) ia terus mencoba memanggil Tester sampai tiga kali
Tester (terus mondar-mandir seolah tak mendengar panggilan Erektus)
Erektus (berusaha mendekat) Saudaraku. Ada apa denganmu? Dari tadi aku melihatmu mondar mandir begitu, pasti ada yang tidak beres denganmu, iya kan? Lihat aku sebentar.
Tester (diam sejenak dan menatap dalam ke Erektus. Wajahnya tampak dipenuhi kebencian dan marah yang sewaktu waktu meluap)
Erektus Saudaraku. Apakah kamu melihat kasih Tuhan?
Tester Apa maksudmu? Apa yang hendak kau bicarakan?
Erektus Aku bertanya. Apakah kau melihat kasih Tuhan?
Tester Kasih Tuhan? Hah?
Erektus Ya, kasih Tuhan. Kasih dan sayangnya.
Tester Terus?
Erektus Segala kasihnya. Yang menaungimu. Yang memberimu teduh dan yang akan menenangkan segala risau di wajah dan matamu.
Tester Melotot. Ia memandang dalam ke Erektus. Ia semakin geram. Kulit mukanya menjadi merah. Menyala. Sejenak ia berpaling dan bicara membelakangi Erektus.
Tester Lantas kalau aku jawab iya. Apakah kasih itu akan mampu membelaiku. Apakah kasih itu bisa memadamkan kobaran api yang membakar dadaku, dari tadi? Apakah kasih itu bisa membuat segalanya menjadi baik-baik saja? Tidak kan? Kau bilang Ia maha adil. Tak pilih kasih. Segala akan indah pada waktunya. Tapi apa? Dia nyatanya memilih. Dan kau pasti tau Erektus, yang tak terpilih pasti akan sakit? Dan rasa sakit itu dari tadi sudah memenuhi rongga dadaku. Perih sekali. Seperih aku melihatmu di beri ikatan bersama orang yang aku cintai. Imani
Erektus Celakalah orang-orang yang meragukan kasihnya. Celakalah. Harusnya kau tahu bahwa yang terpilih adalah jalan terang yang digariskan pada ayah kita. Mana mungkin aku akan menikmayi setiap liuk lekuk tubuh adikku sendiri yang satu susuan. Itu dilarang, sangat terlarang. Maka celakalah bagi orang orang yang menentang. Kau tidak perlu menjadi tuan Lucy. Yang telah berhasil merubuhkan dan menggoyahkan iman. Di sini kita akhirnya menjadi sangat lelah (Erektus berjalan kea rah penonton kemudian ditahan oleh Tester)
Tester Be angkak cukup eku eku ceramahin, ndek ke ceramahin dengan-dengan ini. Manjur jek seniman doing ini. Ne manto ite maen teater ndek ne beketek denger ceramah. Mene tengak an taok. Ngumbe angkune ine pak sut, te lanjut apa ndek?
Sutradara (mengintip) anak tolang tangkel mpek metemek o, ado be kerante, kanjek mesi beruk iti pede mulai ini
Tester Aku sudah celaka jauh sebelum kamu mengucapkan itu. Aku selalu kalah, aku selalu mendapatkan hal tak berimbang. Tak pernah diuntungkan. Kau tak berhak mendapatkannya. Dia terlalu cantik. Aku yang berhak. Tapi apa? Semua mendukungmu. Semesta pun mendukungmu. Bahkan Tuh (Erektus menampar Tester)
Erektus cukup...! Apakah semua harus disalahkan?
Tester Iya. Dan untuk membalas semua itu. Satu-satunya cara adalah dengan melenyapkanmu. (Mengambil batu yang berserakan, tapi tidak ada batu di sana, lalu ia mengumpat sutradara dan tim artistik)
Erektus Menjauh sedikit. Napasnya terengah-engah.
Erektus Celakalah orang-orang yang dikalahkan oleh benci dan menghilangkan sayangnya kepada sesama.
Tester MENATAP EREKTUS. TANGANNYA SIGAP MENUMBUK KEPALA EREKTUS. EREKTUS JATUH, KEMUDIAN IA SEMAKIN BERINGAS. DENGAN CEPAT, IA BERHASIL MENUMBUKNYA BERKALI KALI. TESTER SEMAKIN GUSAR, IA SEDIKIT LINGLUNG MELIHAT EREKTUS BERDARAH. KEPALANYA PECAH. TESTER PUN PANIK. IA MONDAR MANDIR. SEPERTI TAKUT KALAU SAJA ADA ORANG YANG MELIHAT KEJADIAN ITU. IA MENANGIS. BINGUNG. SEEKOR BURUNG MUNCUL. MENGAIS TANAH DAN MENIMBUNNYA. IA MEMPERHATIKAN GERAK GERIK BURUNG ITU. IA PUN MEMUTUSKAN MENIMBUN TUBUH EREKTUS YANG SUDAH TAK BERNYAWA.
SEEKOR BURUNG KELUAR, TAPI IA LUPA MEMAKAI SAYAPNYA. KEMUDIAN IA DITERIAKI OLEH PAK SUTRADARA. SETELAH ITU BURUNGPUN KEMBALI KE SIDE WING, MEMASANG SAYAP LALU BEGITU IA KELUAR LAMPU PADAM. “ WEEE KANJEK NDEKKU MAN PO MULAI BERADEGAN INE, MANJUR JEK SANG LELAHKU TULAK MASANGE” UPAK MEK SO SUE
BAGIAN KEDUA
MENCERITAKAN ADEGAN PERBURUAN BINATANG YANG DILAKUKAN OLEH EREKTUS (ILUSTRASI MUSIC PADANG SAVANA)
HU HU HA HU HU HA HU HU HA. EREKTUS MELAKUKAN PERBURUAN UNTUK PERTAMA KALINYA DITENGAH PADANG SAVANA. SEEKOR MAMMUT BESAR SIAP DITIKAM OLEHNYA. EREKTUS MULAI TARIAN PERBURUANNYA.
BAGIAN KE TIGA
MENCERITAKAN EVA YANG MENDEKATI POHON PIR DAN PERISTIWA PENGHASUTAN YANG DILAKUKAN OLEH LUCY KEPADANYA HINGGA AKHIRNYA IMANNYA GOYAH DAN ADAMPUN KALAH JUGA OLEH KEINGINAN EVA
EVA SENDIRIAN DUDUK DI BAWAH POHON PIR. MATANYA TERUS MEMANDANG BUAH DARI POHON ITU. BIBIRNYA SESEKALI BERDECAK. TANGANNYA SESEKALI MENYENTUH BUAH ITU. LUCY MUNCUL SEMBARI BERNYANYI. SEUSAI BERNYANYI, LUCY MENDEKATI EVA.
Lucy Hai manusia. Kenapa kau termenung sendirian? Kenapa harus gundah? Biarkan wajahmu dipenuhi garis tawa. Berbahagialah.
Eva Aku hanya mengingat sebuah pesan.
Lucy Pesan? Pesan apa yang harus diingat dan membuat wajah harus muram. Jangan mau berperilaku yang terbalik dari kata hatimu. Indahkan pesan-pesan yang membuat bahagia dan tinggalkan pesan-pesan yang membuat muram.
Eva Bagaimana aku bisa melanggar, jika yang memberi pesan adalah ia yang maha besar. Yang membuat bagian tubuh ini ada. Yang membuat napas ini berhembus. Yang membuat jantung ini berdetak setiap hari.
Lucy (Tertawa) Hahahaha... (Kemudian ia berputar-putar, bernyanyi (burung firdaus) ia kembali mendekati Eva). Semua penuh tipu muslihat. Semua penuh kebohongan. Aku tau pesan yang kau maksud. (Lucy berjalan mendekati pohon pir. Kemudian memegang buahnya) ini kan. Ini kan yang membuat murung. Hmmm harum buah ini sungguh bisa masuk ke kerongkongan dan tampaknya lezat sekali.
Lucy MELIHAT BUAH PIR ITU HABIS. DI MAKAN OLEH EVA SAAT LUCY ASYIK BERNYANYI. KEMUDIAN IA TERLIHAT BAHAGIA. BURU-BURU LUCY PERGI MENINGGALKAN EVA SETELAH TAHU TYO DATANG MENUJU EVA.
Tyo Eva, Tak ada yang lebih menakutkan bagiku, ketika kamu harus memaksaku begini. Telah ada perintah untuk kita, untuk tidak mendekati apalagi memakan buah itu.
Eva Aku hanya mendengar larangan itu darimu. Bukan dari yang lain. Lucy telah banyak mengatakan padaku bahwa, larangan mendekati dan memakan buah itu hanyalah akal akalanmu saja. Agar aku tak bisa menyamai segala yang kamu ketahui
Tyo Eva istriku, apakah kamu akan lebih memercayai orang lain tinimbang diriku. Aku yang menghujamkan doa doa agar kamu menyertai kehidupanku di tempat ini. Tempat yang maha indah dengan segala galanya ini. Kamu yang bahkan bisa meminta apa saja selain yang satu itu (sambil menunjuk pohon itu)
Eva Tyo sayangku, Tyo suamiku, yang aku kasihi melebihi yang kamu ketahui. Aku sebetulnya tidak pernah berfikir akan melawanmu. Melawan kodratku sebagai bagian dari tulang belulangmu itu. Aku tetap tidak berniat untuk memaksamu. Hanya saja pengorbananmu harus dibuktikan agar aku semakin yakin bahwa kita adalah dua yang menyatu. Sekali ini saja, dan aku tidak akan pernah meminta selasa sisa hidupku untuk menemanimu. Lagi pula semua buah dari pohon itu telah aku makan dan habis
Tyo Apa….!
Apa katamu semuanya sudah habis? Ya salam, kan aku belum ikut memakannya. Weeee artistic mbe bagianku (artistic langsung melemparkan buah pir lagi ke tengah panggung)
Tyo Sekali ini saja dan berjanjilah untuk tidak memintanya lagi untuk selama lamanya.
Eva Tersenyum dan menghadap ke arah pohon itu
BAGIAN KE EMPAT
MENCERITAKAN TENTANG SUDUT PANDANG LUCY ARIEL DAN HAEKAL TENTANG NASIBNYA SI TYO SELAMA MENJALANI KEHIDUPANNYA DI BUMI BERSAMA KELUARGANYA
Lucy Bukankah sekarang sudah sangat jelas semuanya. Sepandai apapun ayah kalian si Tyo itu memelihara diri, tapi tetap saja kerapuhan itu telah mengakar kuat di dalam relung hati kalian para anak anaknya.
Lucy (Berdiri, kemudian menuju ketengah panggung) Aku bahkan rela menukar jiwaku untuk menjadi yang dilaknat selamanya. Telah pula kupertontonkan pada kalian, aku yang terhina ini akan selalu lekat dengan siapa saja yang mencintai iman.
Demi api yang paling panas yang dihina dinakan selama semesta ini belum meredup dan akhirnya nanti akan padam. Akulah Firdaus itu, yang kamu sangka sebagai musuh.
Lucy (tiba tiba HP bordering) Iya mak, gih kan mene lek mataram taok tiang, nginep so, oh gih ndek langsung ulek pas selesai, tetu, ke wah pe, mesi jangkanku le katas panggung ine”
Ariel Tyo akan bertahan membawa berita demi berita tentang jalan menuju lubang hitam agar bisa kembali menunggangi Burung Firdaus
Ekaliani Tyo akan bertahan membawa berita demi berita tentang jalan menuju lubang agar bisa kembali menunggangi Burung Firdaus
Ariel Telah kami wariskan padanya kelembutan, cinta kasih untuk selalu kuat menjalani masa penebusan di kerak paling kelam.
Ekaliani Telah kami wariskan padanya kelembutan, cinta kasih untuk selalu kuat menjalani masa penebusan di kerak paling kelam.
Ariel Kami tetap tidak akan membiarkan Tyo sendirian. Iya dan seluruh anak keturunanya memiliki akal pikiran dan nafsu yang akan dipakai menentukan pilihannya. Mereka telah kami gariskan melewati gerbang demi gerbang. Menampung doa doa mereka sebagai bentuk syukur atas hidup yang diterimanya.
Ekaliani Masih dengan Ekspresi dan dialog yang sama
Lucy (bergerak menuju sisi kiri pangggung) Di hati dan di ubun ubun mereka, aku dan seluruh keturunanku membangun singgasana.
DIPOTONG OLEH ADEGAN BURUNG KELELAHAN, BURUNG ITU MEMUKUL KEPALA LUCY. SETELAH ITU LUCY MELANJUTKAN DIALOG TERAKHIRNYA Mereka yang selamat adalah yang berhasil mengalahkanku, mengalahkan segala kekuatan paling murni yang di izinkan oleh Tuh...
BAGIAN KE LIMA
MENCERITAKAN KEHIDUPAN LUCY DENGAN LILY YANG AKHIRNYA BERSEPAKAT MENYESATKAN EVA.
LILY SEDANG DUDUK MENEGUK MINUMAN ANGGUR. SESEKALI IA MENGHELA NAPAS PANJANG. ADA DENDAM YANG TERPANCAR JELAS DARI MATANYA. BEBERAPA SAAT, LUCY DATANG DAN DUDUK DI SAMPING LILY
Lucy Kau bisa bayangkan. Dan sekiranya aku bertanya, mana yang lebih mulia api atau tanah?
Lily Tentu api, api memiliki kekuatan, bisa membakar apa saja. Meledakkan apa saja.
Lucy Lantas, apakah aku harus tunduk kepadanya? Manusia itu. Manusia yang ditakdirkan sebagai makhluk paling sempurna itu? Padahal pengabdian ku pada-Nya lebih tinggi dari apapun. Sekarang, aku dipaksa membungkuk. Aku dipaksa bersujud padanya. Tentu aku tak terima. Dimana harkat martabat yang selama ini melekat di diriku
(Lucy memarahi para penata music karena memainkan lagu ceria) coba kalian peka sekali pe, udah lama kan kalian main music, ini kan bagian saat saya harus terlihat sedih, nah gitu dong”
Lily Hanya orang bodoh yang mau melakukannya. Orang yang bodoh. Aku juga demikian. Aku dicipatakan bersamaan, dari asal yang sama. Apakah aku harus menurut dan selalu mengalah. Tentu saja aku tidak akan mau, aku tak sudi. Apalagi melihat senyumnya bersama Eva. Itu harus segera kita sudahi. Harus segera kebahagiaan mereka kita ganti dengan deraian air mata. Yang membasahi pipi mereka sepanjang waktu.
Lucy Bagus, kita berada di posisi sama. Dendam ini harus dibayar tuntas.
Lily Eka Kurniawan? Eh maksudku menurutmu bagaimana caranya?
LUCY TERDIAM. LILY PUN DIAM. MEREKA SAMA-SAMA BERPIKIR. BEBERAP MENIT KEMUDIAN. LUCY BICARA.
Lucy Bukankah ditempat ini ada semacam pantangan?
Lily Pantangan?
BAGIAN KE ENAM
MENCERITAKAN TENTANG PERTEMUAN EVA DAN LILY DI BAWAH POHON PIR. PERDEBATAN SENGIT DIANTARA MEREKA AKHIRNYA MENIMBULKAN KONFLIK KEBATHINAN MENDALAM BAGI EVA
Lily Eva. Adikku. Buah cinta suamiku. Tahukah kenapa kau ada, tampil sebagai yang ke dua setelah aku?”
EVA MENDEKAT, DUDUK DI SAMPING LILY MENGHADAP WAJAHNYA DENGAN WAJAH PENASARAN.
Lily Ketahuilah Eva. Bahwa kita berdua adalah pelayan Tyo, suami kita itu. Kita diciptakan hanya untuk itu
CREW MASUK KE MEMBAWA PENGEPEL, LALU IA MELIHAT EVA DAN LILY TERLALU DEKAT, LANTAS IAPUN MEMISAHKAN MEREKA AGAR TETAP MEMATUHI PROKES
Eva Tyo mencintai kita.
Lily Tyo mengekang kita dengan aturannya.
Eva Aturannya menurut perintah Tuh….”
Lily berdiri. Berbicara sambil mendekati pohon di tengah taman itu.
Lily Sudah aku duga. Perdebatan kita ini akan terjadi, Eva. Biar kuperjelas, kau ada untuk memenuhi kepuasan Tyo atas kekurangan yang ada pada diriku. Lalu dia lebih memperhatikanmu!”
Eva Maksudmu, aku merampas keharmonisanmu dengan Tyo?”
Lily Tyo melarang kita mendekati pohon ini. Lihatlah buahnya.”
Eva Jawablah aku dulu, Lily.”
Lily Kau masih belum tahu banyak hal, Eva. Buah ini akan menjadikanmu tahu.”
Eva Tyo melarang kita, ingatlah.”
Lily (Tertawa) “Kau sangat polos, adikku. Tyo melarang kita karena tidak ingin kita lebih kuat dari dia.”
Eva Siapa yang mengatakannya?
Lily Si Ular. Ular itu tidak mugkin berbohong, dia tidak ada kepenringannya dengan kita. Dan aku sendiri telah memakan buah ini, lalu aku sadar bahwa kita hanyalah pelayan. Kita ini budak Tyo, sadarlah Eva.”
EVA MENDEKATI POHON ITU JUGA. DIA MENYENTUH BUAHNYA SERTA MENCIUM AROMANYA HINGGA PUAS.
Eva Tidak! Mendekatinya seperti ini saja sudah kesalahan. Kau hanya cemburu kepadaku Lily! Dan kau pasti berbohong telah memakannya! Lihat… ndak kan? Akan aku ceritakan hal ini kepada Tyo.”
(Eva meninggalkan Lily).
Lily Aku gagal lagi, tuan.
Lucy Hahahahahahahaha
BAGIAN KE TUJUH
MENCERITAKAN USAHA NAIK TANGGA YANG DILAKUKAN OLEH TYO DAN SELURUH KELUARGANYA BERHARAP DAPAT MASUK DALAM LUBANG HITAM AGAR MEREKA BISA MENETAP KEMBALI DI TAMAN FIRDAUS (TAPI TIDAK BERHASIL)
MENUJU TANGGA YANG TERLETAK DI TENGAH TENGAH PANGGUNG. DI ATASNYA SEBUAH LUBANG MENANTI UNTUK DI MASUKI. TAPI DALAM SETIAP USAHA YANG DILAKUKANNYA TAK JUGA BERHASIL. TYO DAN SELURUH ANAK KETURUNANNYA (MASYARAKAT HUBULULBALLAG) TAK DAPAT MENGGAPAINYA. TYO SENDIRI JATUH BERKALI KALI HINGGA LAMPU DIPANGGUNG MENJADI GELAP DAN TIRAI DITUTUP KEMBALI
TAMAT
Komentar