NEGERI SABA
Negeri saba
Negeri parahyangan
Negeri subur dan kaya raya
Belasan ribu pulau dan luasnya laut yang mengelilingimu
Tak pernah habis untuk diambil sumber dayamu
Namun sungguh itu adalah cerita indah di buku-buku pelajaranku kala itu
Dari kecil aku diajarkan untuk dapat bertahan hidup di tanahmu
Kini setelah aku mampu berfikir
meretas semua ajaran dari permainan imajinasi dan ilusi
Akhirnya aku bangkit
meneriakkan yel-yel perlawanan dari hati,
tangan, dan kakiku
Meski saat ini aku masih terus saja terbelenggu,
oleh hegemoni dunia yang menyesatkanku
Jalanku meski masih tertatih-tatih,
belum pula kuat pijakanku untuk berdiri karena membelamu
Namun akan aku upayakan untuk belajar meludahi,
jalan-jalan profane dan sekuler ini.
kepalan-tangan berbalut kain merah putih
Negeri saba memang harus di diami dan dibenahi
Sebagai berita,
sebagai warisan kepada anak anak cucu kita nanti,
Berjuanglah terus karena yang menyelamatkan kita belum juga datang
Iya, negeri saba bukan negeri antah berantah
Maka sepertinya,
musuh musuh kecil di negeri ini,
wahai para koruptor, para komparador bangsat!
wahai kau para pemangku culas,
yang melanggengkan kemaksiatan itu,
terjadi seperti para penjaja betapa hancurnya moralitas kita,
terhadap bangsa ini.
menyeru kita, segala keganjilan ini memang harus kita lawan.
hancurkan mereka selamanya
saat ini biarlah hukum terkubur
Karena meskipun tak di kubur,
hukum dinegeri ini sudah terlanjur murah
Ia bisa di beli,
ia bisa dimainkan,
iapun bisa dirundingkan asal ber-uang
Ia bila ber-uang
Inilah negeri saba itu kawan!
Bukan negeri antah berantah
Jadi, ku ingatkan pada kalian,
selama kobaran semangat dan keinginan menjemput keadilan masih tetap terukir dalam sanubari.
Mari kembali lagi kita teriakkan yel-yel perlawanan ini
Denpasar, 2013
Komentar