Postingan

Featured Post

NASKAH MONOLOG HAHA HIHI Oleh Yuspianal Imtihan

  NASKAH MONOLOG HAHA HIHI Oleh Yuspianal Imtihan PROLOG Bagaimana dengan upaya menciptakan kebahagiaan bagi diri sendiri itu, dewasa ini kerap kita jumpai dimana mana. Bagi sebagian orang memang ada yang dengan senang hati berprilaku nyeleneh, aneh, radikal, antimainstream atau bahkan sanggup melakukan sesuatu yang sadis hanya agar ia bisa memeroleh perasaan tersebut. Hal hal yang demikian itu dilakukan dengan atau tanpa memperdulikan perasaan orang lain. Apa dengan sikap dan perbuatannya, orang lain justeru merasa tersakiti, marah, benci dan lain sebagainya ia tidak peduli. Yang dia tahu hanya bagaimana sensasi merasa bahagia dengan semua yang dilakukannya itu mengalir dan menimbulkan reaksi di dalam tubuh dan fikirannya. Kenyataan seperti ini adalah perwujudan dari yang dilakukan oleh orang-orang dengan penyakit mental. Mencuri, merampok, membunuh, memperkosa dan atau tindakan lainnya yang sebetulnya dapat merugikan orang lain baik secara fisik, materi maupun kebathinan misa...

YA AKULAH HUTANMU

Akulah Hutanmu kurang tangguh apalagi aku, andai kau tahu semua musim telah ku genggam untukmu. kurang tumbuh apalagi aku, andai kau mau menanam benih cinta meski hanya secangkir kala ayu di atas bukit ini, kunyatakan rasa untukmu tanpa ragu dan takut, kucurahkan isi hatiku sambil bergandengan tangan dalam pesona hari yang biru kau sangat dekat denganku sesekali aku menyemakan biji-biji menyusuri damainya padang savana yang menyapa, syahdu  malamnya kulihat bintang berjeran, membentuk rumus-rumus rindu, merdu apakah ada tempat untuk margasatwa dalam dirimu tempat bagi mereka yang kelak beranak pinak, menyusui anak-anaknya menikmati udara segar  juga riuh ringkik kering ranting yang kau injak saat mereka mulai belajar berlari akulah hutan bagi miliyaran insan yang mengangkangi malam sunyi dengan kegetiran paling mungkin sekarang dan di sini Lotim. 2022

UNTUK PESTA KALI INI

Gambar
Untuk pesta kali ini apa yang lebih basah daripada ingatan seorang lelaki siap menerima kenyataan tenang, getir, takut, kecewa. dari merasa ini dan itu bagaimana simbol bekerja di hati seorang lelaki yang terobsesi pada tubuh, pada bubuh tanda pengenal percaya  dengan sebaris kalimat tanya pada suatu pesta dari yang tampak memesona di luar waktu, menyeka keringat di tahun-tahun penghisapan untuk setetes kenangan, lelah, berdarah, hampa. tenang, getir, takut, kecewa. lelah, berdarah, hampa. membeku selamanya Sawing, 2022

SEDANG RINDU

Sedang Rindu di sini, di hutan Gawah Gong rindu setebal La Galigo telah menyelinap seorang lelaki baru tiba, dalam labirin ingatan yang kasar pada lintasan waktu penciptaan panjang yang teguh  tak sampai kemana mana Gawah Gong, 2022

Bintang Kesepian

Gambar
Bintang Kesepian irisan bintang telah jatuh di bola matamu jemarimu dapat menghentikan apapun,  kapanpun kau mau sebagai pesulap yang lahir dari rasi bintang aries, tepat pada gugus ketiga belas dengan itu perkumpulanmu bukanlah sesuatu yang  sepintas terang sepintas samar kau menjulurkan batang ingatan, untuk sekawanan pecundang, yang lupa cara membubuhkan tanda pengenal pada cawan berisi rumus back azimut dan nadir bilateral kau membutakan siapa saja yang merasa terhina sebaliknya kau juga kerap lupa pada jalan pulang,  kembali ke lubang impian demikianlah, di simpang malam, derita cinta yang kau tanyakan pada bunyi siul petarung buta kau sungguh tak pernah ada untuk sebuah alasan, jadi masih sudikah kau mengira dirimu,  bagian dari bintang yang kesepian itu? 2022  

Kepada yang tak berkandang

Gambar
  Kepada yang tak berkandang kepada yang tak berkandang terpekur di kolong-kolong cahaya, di mana lampu-lampu kota tempat mengais segala ingin, mulai meredup pikiran yang selama ini dituangkan; dihilangkan dilupakan ditinggalkan. kepada yang tak berkandang diantara dua musim paling ganjil ia meminjam jubah bulan berjalan  membusungkan dada menyiapkan diri bertahan, dari setiap peristiwa tetapi pikiran yang selama ini dituangkan; dihilangkan dilupakan ditinggalkan. dunianya telah teraniaya semenjak terpilah, serpihan kata:                       cahaya                       jubah bulan dan peristiwa Sawing, 2022

SANDIKALA

Gambar
  Cerpen Sandikala Yuspianal Imtihan Tujuh jam setelah pajar menyingsing. Selalu, panasnya terik matahari terasa menyamai nyala api. Keadaan ini tentu bukan yang pertama kali. Kondisi cuaca ini sudah berlangsung selama tujuh puluh tujuh hari. Akibatnya, suhu cuaca ini telah mengusir kesejukan di kampung Baran Bawi kecuali satu tempat bernama hutan Kalimati. Hutan yang sejuk dan rindang yang jaraknya cuma 99 depa dari kampung ini. Dahulu, kampong Baran Bawi merupakan kampung padat penduduk. Padat sekali. Tetapi, suatu peristiwa besar pernah terjadi di sini. Sehingga seluruh pohon-pohon yang tumbuh di atas tanah kampong Baran Bawi ini pun di tebang. Kemudian para penduduk kampung yang kaya mendadak dari hasil menjual pohon-pohon kayu jati mas, dan puluhan jenis kayu kelas satu di kampung ini pun berbondong-bondong pergi meninggalkan kampongnya. Kini, hanya sedikit warga yang memilih bertahan dengan alasan demi menjaga tanah ulayat dan wasiat para leluhur. Saat ini, hanya ada 33 kepal...